Powered By Blogger

Minggu, 27 November 2011

Elemen Internal Control


5 Elemen Kunci Internal Control
Berikut ini adalah 5 (Lima) Elemen Kunci dalam penetapan obyektif dari Internal Control:
  1. Pengendalian Lingkungan (Control environment)
Manajemen harus memiliki komitmen dalam praktek bisnis secara etis serta mengikuti seluruh prosedur kendali yang sudah ditetapkan.
  1. Penilaian Kontrol Resiko (Risk assessment)
Setiap bagian dalam organisasi wajib mengidentifikasi dan menekan resiko internal yang mungkin terjadi.
  1. Prosedur Pengendalian (Control procedures)
Dalam mencapai prosedur pengendalian yang baik maka setiap pegawai sebaiknya sudah terlatih dengan prosedur tersebut dan selalu diawasi dalam pelaksanaannya.
Selain itu sebaiknya dilakukan rotasi penugasan sehingga masing-masing pegawai dapat mencapai kesepahaman mengenai sistem prosedur pengendalian di dalam organisasi.
Untuk mencapai kendali yang baik maka definisikan secara jelas tanggung jawab pekerjaan dan sistem penilaian kinerja masing-masing tugas yang dilaksanakan oleh para pegawai.
Pemisahan tanggung jawab sebaiknya dilakukan untuk setiap operasi yang terkait terutama yang terkait dengan aset dan penilaian.
Selalu gunakan bukti keamanan yang terukur seperti menggunakan alat-alat berikut:
Menggunakan cash register untuk mencatat penjualan
Selalu secepatnya menyimpan uang tunai ke rekening bank
Menggunakan petugas keamanan dari luar atau memasang kamera pengawas keamanan
  1. Pengawasan (Monitoring)
Gunakan beberapa sistem prosedur yang dapat memberikan peringatan dini atas kejadian ketidakjujuran atau penipuan.
  1. Informasi dan Komunikasi (Information and communication)
Kumpulkan dan komunikasikan informasi terkait untuk menilai kelayakan serta mengawasi pelaksanaan kontrol internal.

Kamis, 17 November 2011

contoh audit program


Berikut adalah contoh audit program untuk System development Live Cycle (SDLC):
"Lihat, cermati, dan don't copypast !!



Nama Perusahaan :
Program Audit : System development Live Cycle (SDLC)
Periode Audit
NO KKA

NO
Kuesioner dan Langkah Kerja
Jawaban
Komentar
YA
TIDAK
1
Apakah rekrutmen sistem telah secara jelas menginformasikan prasyaratan yang harus dipenuhi untuk setiap calon profesional sistem sesuai dengan kebutuhan perusahaan?

Jika Ya:
Periksa kesesuaian kualifikasi yang disyaratkan untuk calon profesional sistem

Jika Tidak:
Periksa apa yang menjadi dasar dalam menentukan kualifikasi pelamar profesional sistem yang diterima atau ditolak




2
Apakah perusahaan mempunyai prosedur yang jelas untuk siapa saja informasi akuntansi dilaporkan?

Jika Ya:
Telusuri apa prosedur tersebut diterapkan oleh manajemen

Jika Tidak:
Telusuri apa yang menjadi pedoman manajemen dalam penentuan kepada siapa saja informasi akuntansi ditujukan



3
Apakah auditor yang disertakan dalam pengembangan sistem auditor internal atau eksternal?

Jika Ya:
Perikasa ketentuan dalam pemilihan yang diikutkan dalam pengembangan sistem

Jika Tidak:
Telusuri bagaimana perusahaan menentukan pemilihan auditor dalam pengembangan sistem



4
Apakah pemilihan sistem telah sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan?
Jika Ya:
Periksa kesesuaian yang menjadi dasar dalam menentukan sistem yang baru

Jika Tidak:
Telusuri apa yang menjadi pedoman dalam pemilihan sistem yang baru



5
Apakah implementasi sistem yang baru berjalan dengan baik?
Jika Ya:
Sesuaikan dengan fakta yang ada

Jika Tidak:
Telusuri apa sesuai dengan sistem yang dibutuhkan perusahaan




Diaudit oleh:

(…………………….)
Tanggal: ……………
Jumlah Jawaban
Catatan:
Direview oleh:

(………….......)
Tanggal:………..
Ya
Tidak


Proses pengembangan SIA dari yang lama ke yang baru


 Proses Pengembangan SIA dari yang lama ke yang baru

Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk rnengkonnversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihal-pihak yang berkepentingan. Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi. Menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organiaasi. Sebagai pengolah transaksi sistem iinformasi akuntansi berperan mcngatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.
            Untuk mengembangkan suatu sistem informasi dalam perusahaan, para akuntan pada umumnya menerapkan pendekatan sistem, Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan sistem ini dalam suatu proses pendekatan daur formal yang disebut daur pengembangan sistem. Akuntan harus memahami dan menguasai daur pengembangan sistem.
            Sebelum melakukan pengembangan sistem perlu dilakukan beberapa tahapan agar nantinya tidak terjadi kegagalan selama proses pengembangan dilakukan dan hasil pengembangan tersebut dapat dilakukan secara optimal. Cara yang dapat ditempuh antara lain, pertama: perancang sistem harus mempelajari ruang lingkup sistem baru yang dapat dikembangkan dalam jangka waktu yang memadai. Dalam terminology teori sistem, harus menetapkan batas-batas sistem dan membatasi usaha mereka sampai dengan komponen-komponen yang terdapat pada batas-batas itu.
            Kedua, desain harus menggunakan teknik-teknik manajemen desain, seperti anggaran, bagan ganti dan diagram PERT & CPM. Dengan menggunakan metode ini semua kegiatan yang akan dikerjakan dalam proyek sistem berikut dalam jangka waktu dan biaya penyelesaian masing-masing kegiatan itu harus ditentukan terlebih dahulu.
            Karena penyusunan sistem informasi memerlukan banyak dana dan waktu, sistem yang dihasilkan harus dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perancang sistem harus memperhatikan stategi jangka panjang perusahaan agar sistem yang didesain bisa mendukung strategi tersebut untuk meraih tujuan jangka penjang perusahaan.


            Tahapan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, yaitu:
            1. Perencanaan sistem
                        Idealnya pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencan  induk sistem yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek pengembangan sistem ke dalam rencana stategis perusahaan. Manager dan staf perencanaan stategis harus dapat  bekerja sama dengan manajer dan staf akunatansi, dan menuangkan pokok-pokok   pikiran mereka ke dalam suatu rencana strategis sistem informasi akuntansi yang    andal. Sebelum proyek pengembangan dimulai kedua belah pihak harus yakin bahwa        proyek             tersebut telah sesuai dengan rencana strategis perusahan. Adanya perbedaan antara strategi perusahaan dan strategi sistem akan menimbulkan hambatan bagi manajemen dalam mewujudkan visi dan misinya.

            2. Analisis Sistem
                        Analisis sistem adalah proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut       dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai        kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan    sistem itu sendiri.
                        Analisis sistem dilakukan karena beberapa hal. Pertama karena sistem yang  ada tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sistem itu sendiri. Kedua, karena diperlukan informasi baru, jika terjadi perubahan peraturan atau perubahan di tingkat persaingan, maka  benar   kemungkinan manajemen akan memerlukan jenis-jenis informasi yang baru yang    selaras dengan perubahan tersebut. Ketiga karena munculnya teknologi yang  baru

            Analisis sistem dapat dilakukan dengan dua tahap:
            1. Analisis Pendahuluan
                        Bertujuan untuk menentukan ruang lingkup keunggulan dan kelemahan yang terdapat dalam   
                sistem tersebut.
            2. Analisis mendalam
                        Tujuannya untuk  menyusun studi kelayakan (feasibility study). Jika dari hasil  studi itu di   
              peroleh kemampuan bahwa pengembangan sistem dapat diterima, maka informasi yang diperlukan  
             oleh pengguna sistem dan manajer dapat dirumuskan dan ditetapkan.
            3. Desain Sistem
                        Dalam tahap ini penyusun harus dapat menterjemahkan saran-saran yang    dihasilkan dari                   
               analisis sitem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Desain sistem dapat dilakukan      
               dalam dua tahap:
            a. Desain dilakukan secara konseptual yang bertujuan untuk menentukan berbagai alternatif   
                pemenuhan kebutuhan pengguna sistem.
            b. Desain fisik, desain ini bertujuan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna sistem yang  
                 tertuang dalam desain konseptual ke dalam rumus terperinci.
            4. Implementasi Sistem
                        Pada tahap ini dilakukan pemrograman ke dalam computer. Semua informasi          dan   
             saran yang dibutuhkan dari suatu sistem dirancang ke dalam sebuah aplikasi. Pada       tahap akhir  
            dari proses ini adalah memasukan semua file lama ke sistem yang baru.
            5. Operasional Sistem
                        Setelah berjalan dengan baik, sistem yang baru perlu dipelihara dan terus    dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu yang mungkin    belum terlihat dalam tahap sebelumnya. Bilamana dalam pemeliharaan sistem diperoleh kesimpulan bahwa sistem ternyata sudah tidak memenuhi kebutuhan  pengguna, maka proses pengembangan sistem akan dimulai dari awal.