Proses Pengembangan SIA dari yang lama ke yang baru
Sistem
informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya
(data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk
rnengkonnversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
akuntansi bagi pihal-pihak yang berkepentingan. Transaksi memungkinkan perusahaan
melakukan operasi. Menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan
mencerminkan aktivitas organiaasi. Sebagai pengolah transaksi sistem iinformasi
akuntansi berperan mcngatur dan mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan.
Untuk mengembangkan suatu sistem
informasi dalam perusahaan, para akuntan pada umumnya menerapkan pendekatan sistem,
Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan sistem ini dalam suatu proses
pendekatan daur formal yang disebut daur pengembangan sistem. Akuntan harus
memahami dan menguasai daur pengembangan sistem.
Sebelum melakukan pengembangan
sistem perlu dilakukan beberapa tahapan agar nantinya tidak terjadi kegagalan
selama proses pengembangan dilakukan dan hasil pengembangan tersebut dapat
dilakukan secara optimal. Cara yang dapat ditempuh antara lain, pertama:
perancang sistem harus mempelajari ruang lingkup sistem baru yang dapat
dikembangkan dalam jangka waktu yang memadai. Dalam terminology teori sistem,
harus menetapkan batas-batas sistem dan membatasi usaha mereka sampai dengan
komponen-komponen yang terdapat pada batas-batas itu.
Kedua, desain harus menggunakan
teknik-teknik manajemen desain, seperti anggaran, bagan ganti dan diagram PERT
& CPM. Dengan menggunakan metode ini semua kegiatan yang akan dikerjakan
dalam proyek sistem berikut dalam jangka waktu dan biaya penyelesaian
masing-masing kegiatan itu harus ditentukan terlebih dahulu.
Karena penyusunan sistem informasi
memerlukan banyak dana dan waktu, sistem yang dihasilkan harus dapat
dimanfaatkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perancang sistem harus
memperhatikan stategi jangka panjang perusahaan agar sistem yang didesain bisa
mendukung strategi tersebut untuk meraih tujuan jangka penjang perusahaan.
Tahapan dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi, yaitu:
1. Perencanaan sistem
Idealnya pengembangan
sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencan induk sistem yang telah mengkoordinasikan proyek-proyek
pengembangan sistem ke dalam rencana
stategis perusahaan. Manager dan staf perencanaan stategis harus dapat bekerja sama dengan manajer dan staf
akunatansi, dan menuangkan pokok-pokok pikiran
mereka ke dalam suatu rencana
strategis sistem informasi akuntansi yang andal.
Sebelum proyek pengembangan
dimulai kedua belah pihak harus yakin bahwa proyek
tersebut telah sesuai dengan
rencana strategis perusahan. Adanya perbedaan antara
strategi perusahaan dan strategi sistem
akan menimbulkan hambatan bagi manajemen
dalam mewujudkan visi dan misinya.
2. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah
proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk
mengenai berbagai kemungkinan
perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sistem itu
sendiri.
Analisis
sistem dilakukan karena beberapa hal. Pertama karena sistem yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan
sistem itu sendiri. Kedua, karena diperlukan informasi baru, jika terjadi perubahan peraturan atau perubahan di
tingkat persaingan, maka benar kemungkinan manajemen akan memerlukan
jenis-jenis informasi yang baru yang
selaras dengan perubahan tersebut.
Ketiga karena munculnya teknologi yang baru
Analisis sistem dapat dilakukan
dengan dua tahap:
1. Analisis Pendahuluan
Bertujuan untuk
menentukan ruang lingkup keunggulan dan kelemahan yang terdapat dalam
sistem tersebut.
2. Analisis mendalam
Tujuannya
untuk menyusun studi kelayakan
(feasibility study). Jika dari hasil studi
itu di
peroleh kemampuan bahwa pengembangan sistem dapat diterima, maka informasi yang diperlukan
oleh pengguna
sistem dan manajer dapat dirumuskan dan ditetapkan.
3. Desain Sistem
Dalam tahap ini penyusun
harus dapat menterjemahkan saran-saran yang dihasilkan
dari
analisis sitem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Desain sistem dapat dilakukan
dalam dua tahap:
a. Desain dilakukan secara
konseptual yang bertujuan untuk menentukan berbagai alternatif
pemenuhan
kebutuhan pengguna sistem.
b. Desain fisik, desain ini
bertujuan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pengguna sistem yang
tertuang dalam desain konseptual ke dalam rumus terperinci.
4. Implementasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan
pemrograman ke dalam computer. Semua informasi dan
saran yang dibutuhkan dari suatu sistem dirancang ke dalam sebuah aplikasi.
Pada tahap akhir
dari proses ini
adalah memasukan semua file lama ke sistem yang baru.
5. Operasional Sistem
Setelah berjalan dengan
baik, sistem yang baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan tertentu
yang mungkin belum terlihat dalam tahap
sebelumnya. Bilamana dalam pemeliharaan sistem diperoleh
kesimpulan bahwa sistem ternyata sudah tidak memenuhi kebutuhan pengguna, maka proses pengembangan sistem
akan dimulai dari awal.