Powered By Blogger

Senin, 13 Juni 2011

UMKM Bisa Tetap Bertahan saat Krisis Ekonomi 1997-1998

Kemampuan UKM untuk bertahan dalam kondisi krisis terjadi karena beberapa faktor:
1. kandungan lokal yang tinggi pada input produksinya.

Local content yang tinggi tidak semata-mata menghindarkan keterpurukan akibat depresiasi rupiah yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi pada usaha yang banyak menggunakan input impor.
Kebanyakan produksi UKM masih mengandalkan pasar lokal dan permintaan dalam negeri sebagai sumber omsetnya kecuali pada produk tertentu. Belum banyak produk UKM bahkan yang berasal dari usaha menengah yang mampu melakukan ekspor langsung. Kemampuan melakukan inovasi yang lemah dan merasa cukup puas dengan apa yang sudah didapat menjadi faktor yang membuat kemampuan untuk bersaing daya produk yang dihasilkan tidak cukup kuat.
2. Kemampuan fleksibilitas UKM dalam merespon fluktuasi permintaan pasar yang bersumber dari keunggulan skala ekonomi untuk melakukan penyesuaian pemanfaatan kapasitas produksi dengan cepat. Perubahan permintaan yang terjadi dengan cepat dipasar pada saat krisis mampu direspon oleh UKM tanpa terjadinya inefisiensi yanhg begitu besar.
3. Tidak terkaitnya kegiatan ekonomi UKM dengan pinjaman dollar
4. Mampu mengadakan langkah penghematan dengan subsitusi input mahal terhadap input yang lebih murah,
5. Mampu melakukan keanekaragaman usaha (differensiasi usaha) dan membuka pasar baru (diversifikasi pasar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar